Radarpublik.Id. Gorontalo – Akses Trans Sulawesi, antara Buol Sulawesi Tengah dan bagian barat Gorontalo Utara, putus total, akibat longsor yang melanda wilayah itu sejak Rabu (6/3), kondisi ini diperparah lagi dengan hujan deras yang terjadi Kamis (6/3) kemarin. Sabtu, (9/32024)
Untungnya sejumlah alat berat sudah dikerahkan, sehingga beberapa titik material longsornya sudah dibereskan. Kondisi ini praktis mengganggu arus lalu lintas antar kedua daerah itu, karena tidak bisa dilalui.
Informasi yang dihimpun Radarpublik.Id Gorontalo terputusnya akses lintas Sulawesi akibat longsoran tanah di perbukitan terjadi pukul 20.00 wita setelah sebelumnnya sejak siang hari pada Rabu (6/3) kemarin.
Kondisi ini membuat warga menjadi panik dan melaporkan hal ini ke pihak aparat setempat. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke pihak Balai Prasana Jalan (BPJN) Gorontalo untuk melakukan evakuasi material longsor.
Terlebih longsoran tanah tidak hanya terjadi di satu titik saja, melainkan di enam titik yang terdapat di ruas Bulontio-Tolinggula, Gorontalo Utara.
“Kita sudah buka yang empat titik dan akses kendaraan sudah bisa lewat, kemudian ada satu titik lagi longsoran yang cukup besar sekitar 150 meter, tertutup dan disitu ada pohon kelapa tumbang, jadi memang agak cukup sulit di titik itu,”ungkap PPK Tolango-Bulontio-Tolinggula, BPJN Gorontalo, Friyanto Daud.
Lebih lanjut diungkapkan Friyanto, hingga Kamis (7/3) kemarin, alat berat yang dikerahkan sementara berada di lokasi longsor membuka akses di titik lima.
“Ada tiga alat berat kita kerahkan, hanya satu alat ada masalah di rantainya yang rusak, sementara diperbaiki, dua alat masih sementara kerja di satu titik ruas Tolinggula, Cempaka Putih.
Upaya pembersihan itu diakui Friyanto, pihaknya didukung warga dan pihak TNI dan Polri. Meski pihaknya mengingatkan kewaspadaan tinggi bagi para pelintas karena hujan intensitas sedang masih mengguyur wilayah itu sehingga jalan sangat licin dan rawan tertutup longsor.
Kewaspadaan tinggi harap Friyanto harus terus diterapkan mengingat beberapa titik rawan longsor ada di wilayah ini. Dan curah hujan tinggi potensial mengakibatkan longsor.
Hingga saat ini warga Desa Cempaka Putih masih terisolir karena longsor menutup seluruh badan jalan di Desa Papualangi yang menghubungkan desa tersebut dengan pusat pemerintahan setempat.
Titik longsor ada di Desa Papualangi yang berbatasan langsung dengan Desa Cempaka Putih. Longsor juga terjadi di Desa Sembihingan, Kecamatan Biau.
Longsor berupa material tanah dan bebatuan menutup akses jalan utama yang ada di kecamatan tersebut. Akses jalan dari dan ke ibu kota kabupaten tersebut belum dapat dilewati kendaraan.
Longsor menutup seluruh badan jalan di lintas Sulawesi tersebut dengan ketinggian mencapai 25 meter. “Jalan tertutup total sebab tidak hanya tanah, namun terdapat batu besar yang menutup badan jalan, sehingga sangat sulit dibersihkan dalam waktu cepat,”tandasnya. Sabtu, 9/3/2024
Source : Zulhas