MERANGIN JAMBI, Radarpublik.id – Dugaan korupsi Dana Desa (DD) yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat pada Tahun Anggaran 2023, di Desa Gading Jaya Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin-Jambi, mencuat ke publik dan menjadi perbincanga di kalangan masyarakat.
Pasalnya, proyek pengadaan Lampu Penerangan Jalan Umum (JPU) yang menalan anggaran DD sebesar RP. 67.500.000; dengan Volume kisaran 350 Unit, dan proyek Pengerasan Jalan Produksi sebesar Rp. 100.415.000, dengan Volume 590 Meter yang dikerjakan oleh Pemerintah Desa melalui Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), diduga kuat tidak sesuai Rencana Anaggaran Biaya (RAB) dan adanya dugaan Mark-Up harga belanja barang oleh Kepala Desa.
Terbongkarnya dugaan indikasi korupsi ditubuh Pemdes Desa Gading Jaya dibawah pimpinan Kades Nur Widiyanto ini, setelah salah satu warga yang tak mau disebut namanya angakat bicara dan menyebutkan, pekerjaan proyek pengadaan lampu jalan dan pengerasan jalan produktif, diduga dikerjakan tidak sesuai ( RAB ) dan menjadi ladang tempat mencari keuntungan.
“Iya, ada dua (2) proyek yang merasa janggal yang dikerjakan Kades tahun 2023 lalu, yang pertama itu lampu penerangan jalan, Kades hanya memberikan kita tiang besinya saja, sementara bola lampu di bebankan ke masyarakat, sementara dananya besar, kalau di desa lain, bantuan lampu jalan langsung satu paket dengan kabel dan lampunya,” terangnya nara sumber kepada sejumlah awak media Rabu (15/5/2024).
Selanjutnya yang kedua, masalah proyek pengerasan jalan, masalah yang kami temui dilapangan
” selain Sirtu yang digunakan campur tanah, untuk melakukan pengerasan jalan ini Pak Kades meminjam alat berat jenis Bomax milik PT. SAL untuk menggiling dan memadatkan material Sirtu, dan alat tersebut bukan catar tapi gratis. Jadi wajar kami menduga pekerjaan tidak sesuai RAB,” sebutnya nara sumber dengan nada kesal.
Selain itu menurut masyarakat Desa Gading Jaya ini, jika pengerjaan dengan anggaran 100 juta dengan Volume Jalan 590 Meter, kalau dilihat dari material Sirtu yang dihabiskan untuk pengerasan jalan, masih bersisa puluhan juta.
“Beli batu habisnya palingan kisaran 60 mobil dan menghabiskan dana sekitar 50 jutaan, untuk alat berat gratis karna pinjam alat Bomax pihak perusahaan PT. SAL, jadi dana yang dianggarkan bersisa puluhan juta. Wajarlah kita pertanyakan ke Kades dikemanakan sisa dana proyek tersebut,” tandasnya.
Terpisah Kepala Desa Nur Widiyanto, saat dikonfirmasi sejumlah awak media dikediamannya Rabu sore (15/5/2024), membenarkan adanya pekerjaan proyek lampu jalan dan pengerasan jalan yang dianggarkan pada tahun 2023 yang lalu.
“Iya benar, untuk proyek pengerasan jalan itu volumenya kita lebihi, dan untuk batu saya beli 800 ribu per-mobil, semuanya kurang lebih 50 mobil untuk kealitas batunya emang sengaja saya beli yang campur tanah biar mudah untuk menyatu dan padat saat di gilas oleh alat berat Bomax. Dan untuk lampu penerangan jalan, itu saya pesan dari Jawa Rp. 300 ribu per-batang itukan bahannya stainles kalau di sini mahal kisaran 500 ribu perbatang nya mas,” terangnya Kades.
Ketika ditanya, dikemanakan anggaran dalam RAB terkait alat berat jenis Bomax yang dipinjam secara gratis kepada pihak PT. SAL?. Kades membenarkan alat yang dipinjamkan secara gratis, hanya saja dalam pekerja ada potongan pajak yang harus dibayar.
“Iya, kita minta bantu sama pihak PT. SAL meminjamkan alat secara gratis selama 4 hari untuk menggilas pekerjaan jalan, tetapi setiap dalam belanja barang kita ada potongan pajak yang dibayar,” tandasnya.(*)
Penulis: Ryan Hidayat